AUGMENTED REALITY (AR) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

Oleh: Billy Mulawato

Masa pandemi covid-19 yang kita alami saat ini membuat segala aktifitas sehari-hari mesti dilakukan dari rumah. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang selama ini kita lakukan di sekolah atau di kelaspun terkena dampaknya. Perubahan ini membuat banyak kesulitan dan masalah di awal pandemi. Tapi suka atau tidak suka, kegiatan belajar di rumah harus dilakukan.

Pembelajaran dari rumah membuat kreatifitas dan inovasi KBM oleh guru menjadi penting. Guru membuat inovasi KBM melalui media komputer dan internet menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tanpa tatap muka di kelas, guru diminta untuk memantau anak didiknya lewat media maya atau online. Kejujuran dan kerjasama yang baik menjadi hal yang utama dalam KBM lewat media maya.

Ada banyak pembelajaran online yang ditawarkan oleh berbagai lembaga pendidikan, mulai dari Rumah Belajar dari Kemdikbud, Ruang Guru, Quipper School, Google G Suites for Education, Microsoft Office 365, Kelas Pintar, Zenius, dan lainnya. Semua pembelajaran online ini baik adanya. Pembelajaran online yang baik adalah pembelajaran online yang guru kuasai.

Apapun yang guru kuasai dalam penggunaan pembelajaran online, yang perlu diperhatikan adalah proses pembelajaran itu sendiri. Proses pembelajaran yang baik itu mencerminkan kegiatan belajar mengajar yang memuat aspek interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi, dan memberikan ruang yang lebih kepada siswa untuk dapat mengembangkan pengetahuan dan kreatifitasnya. Untuk mendukung hal itu, perlu media pembelajaran yang mendukung proses belajar.

Dalam pembelajaran fisika yang memuat konsep, prinsip, dan teori yang abstrak, buku dan pembelajaran online konvensional saja tidaklah cukup dalam memahami materi yang diberikan guru. Pengembangan multimedia interaktif sangatlah diperlukan untuk membantu siswa memahami konsep-konsep fisika.

Teknologi multimedia yang sedang berkembang saat ini adalah Augmented Reality (AR). Augmented Reality (AR) adalah teknologi yang mampu merealisasikan dunia virtual ke dunia nyata, dapat mengubah obyek-obyek itu menjadi obyek 3D (tiga dimensi) sehingga metode pembelajaran tidaklah monoton dan pengguna/siswa menajdi terpacu untuk menegetahui lebih lanjut. Teknologi AR merupakan gabungan obyek virtual (teks, gambar, dan animasi) ke dalam dunia nyata, sehingga dapat membuat siswa seolah-olah dihadapkan pada obyek yang dipelajari secara nyata dan proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dan lebih mudah memahami materi pelajaran.

Dalam situasi pandemi seperti saat ini, dimana belajar dari rumah dapat membuat siswa bosan mengerjakan soal-soal terus menerus yang diberikan gurunya di rumah, maka alternative belajar interaktif dengan teknologi AR ini yang coba saya kembangkan dalam memberikan pelajaran fisika. Meteri pelajaran yang coba saya kembangkan adalah materi tentang gerak planet pada kelas 10 IPA. Jujur saja teknologi AR dalam pembelajaran baru pertama kali ini saya alami. Pembuatan teknologi AR ini dibantu oleh mahasiswa pendidikan Fisika Unesa (Universitas Negeri Surabaya) yang melakukan penelitian untuk menuntaskan tugas akhir beliau. Perangkat utama yang digunakan teknologi AR hingga dapat menyajikan visualisasi dan animasi adalah: display (HP/android), input device (alat penunjuk di android untuk mengarahkan ke gambar), tracking (pelacak), dan komputer (untuk mengoperasikan teknologi AR). Sistem AR pada perangkat seluler/android saat ini sudah dilengkapi dengan kamera yang paling nyaman untuk mengimplementasikan AR sehingga mendukung AR sebagai alat tracking. 

Hal pertama yang kami  lakukan adalah membuat buku saku yang memuat teori materi pelajaran tentang gerak planet seperti buku biasanya. Buku saku kami pilih karena buku ini kecil sesuai dengan saku baju siswa sehingga dapat dibawa. Lalu, kami mengembangkan aplikasi teknologi AR, yang mampu mengenali materi pelajaran dan dapat menampilkan video yang diload melalui URL. Sebelum Buku saku dan aplikasi AR kami kirim ke siswa melalui aplikasi whatssap (wa), kami membuat modul pembelajaran tentang cara penggunaan buku saku dan aplikasi AR yang kami kembangkan. Selanjutnya, buku saku, aplikasi AR dan modul kami kirim ke siswa melalui wa, sehingga siswa dapat mempelajarinya lebih dulu. Jika masih ada siswa yang belum jelas, siswa dapat bertanya lewat wa group kelas.

Setelah siswa mendapatkan buku dan modul, siswa diminta membaca modul dan mengoperasikan aplikasi AR di android siswa seuai petunjuk dalam modul. Buku saku, kami minta diprint, lalu dibaca dan gambar bisa disorot oleh kamera android yang sudah teraplikasi AR sehingga gambar pada buku saku akan menampakkan gambar 3D. Bahkan gambar pada materi gerak planet ini bukan hanya bentuk gambar 3D yang diam tapi benda atau gambar yang disorot bisa bergerak seperti gerak planet pada kenyataannya. Setiap siswa yang melakukan kegiatan ini kami minta untuk mendokumentasikannya, baik dalam bentuk foto atau video sebagai bukti mereka telah melakukan kegiatan. Untuk menjawab soal atau materi dalam modul, kami bentuk kelompok yang terdiri dari 4 siswa. Ini dimaksudkan supaya mereka bisa saling berdiskusi menggunakan fasilitas video call wa bersama. Hasil video call bersama ini juga kami minta discreenshoot sebagai bukti telah melakukan diskusi. Kegiatan ini tidak kami batasi 1 hari saja, tapi bisa 2 sampai 4 hari, karena kami tahu tugas yang mereka dapat dari matapelajaran lain juga beragam. Waktu 4 hari ini kami pilih agar mereka lebih tenang, asyik, dan nyaman dalam mengerjakan tugas dan diskusi.

Di akhir pembelajaran, kami memberikan evaluasi dan angket mengenai  metode atau model pembelajaran kali ini. Semua siswa dalam kelas menyatakan sangat senang dengan model pembelajaran dengan menggunakan aplikasi AR ini. Hal ini bisa kami analisis dari hasil evaluasi yang kami berikan. Selain itu, pembelajaran dengan aplikasi AR ini menambah wawasan siswa tentang gerak planet. Mereka juga tahu bagaimana gerak planet dan bulan. Banyak yang sangat antusias, karena aplikasi AR merupakan hal baru dalam dunia pendidikan, terutama fisika.

Walau pembelajaran tidak dilakukan di kelas dan diskusi hanya lewat group WA, tapi antusias dan minat belajar siswa tidak kendur. Ini menunjukkan belajar bisa di mana saja, kapan saja dengan metode atau model pembelajaran yang tepat, serta asyik dan menyenangkan.

Billy Mulawato, HP. 081.330.251.889.

Posting Komentar

 
Top